Wahyu MH

BUKU ADALAH KARTU NAMA TERBAIK...

Selengkapnya
Navigasi Web

MENULIS DENGAN TULUS

Bagi seorang penulis. Konon katanya. Aktifitas menulisnya harus sama produktifnya dengan aktifitas membaca. Dan juga mendengarnya. Dengan kata lain penulis yang baik adalah juga pembaca dan pendengar yang baik.

Teori itu saya coba. Banyak membaca karya dan melihat profile penulisnya. Mereka adalah penulis-penulis hebat. Sangat mudah bertemu mereka. Yang pasti bersua di youtube. Ada Tere Liye, Andrea Hirata, Asma Nadia, Dee lestari. Itu dulu yang saya lihat.

Mereka adalah penulis-penulis yang karya-karya selalu menjadi best seller. Setiap akan menerbitklan buku selalu dinanti para penggemarnya. Mereka sudah punya segmen pembaca sendiri-sendiri.

Karya mereka banyak yang diapresiasi hingga diangkat ke layar lebar. Sebut saja buku Laskar Pelangi karya Andrea Hirata. Syurga Yang Tak Dirindukan, Catatan Hati Seorang Istri, Rumah Tanpa Jendela, Cinta Di Ujung Sajadah, Assalamualaikum Beijing Karya Asma Nadia. Hafalan Shalat Delisa, Bidadari Bidadari Syurga karya Tere Liye. Filosopi Kopi, Perahu Kertas, Rectoverso karya Dee Lestari.

Hal yang menarik, mereka adalah pribadi-pribadi yang rendah hati. sederhana., santun dan punya rasa kepedulian yang tinggi terhadap lingkungan sekitar. Orang-orang yang filontropis. Mereka banyak mendonasikan sebagian royaltinya untuk disumbangkan anak-anak miskin dan komunitas literasi. Apakah ini berarti tipikal semua penulis? Boleh jadi. Itulah yang membuat saya semakin cinta dengan dunia ini. Menulis mengajarkan arti rendah hati. mempunyai rasa empati yang tinggi. Peduli dengan sesama.

Sangat tepat apa yang diakatakan pemenang Nobel perdamaian dunia dari Pakistan. Malala Yousafzai. Dengan kata-katanya yang terkenal. “Seorang anak, seorang guru, sebuah buku, sebuah pena mampu mengubah dunia”.

Buku Laskar Pelangi, telah membuat kota Belitung menjadi terkenal ke seluruh dunia dan majunya industry pariwisata di sana. Dari sebuah kota yang tidak dikenal sama sekali.

Awal mula dunia kepenulisan mereka, mulanya menulis dan membuat buku sebagai ungkapan terima kasih atas orang-orang yang dicintainya. Buku Laskar Pelangi misalnya. Mulanya hanya untuk dipersembahkan untuk ibu gurunya sewaktu SD yang telah berjasa mengajarnya.

Asma Nadia menulis, hanya untuk diberikan kepada ibunya sebagai ucapan terima kasih yang telah berjasa, merawat dengan tidak pernah mengeluh. Kala dirinya di vonis penyakit jantung, tumor dan penyakit lainnya. Tere liye juga menulis, hanya untuk berbagi dengan orang yang dicintainya.

Sikap yang tulus, berbuah manis. Pantas saja, kebanyakan penulis itu orangnya rendah hati. Saya ingin menjadi bagian dari mereka. Kendati tulisanku masih sering ngawur. Hihihihi.

Waena, 18 Juli 2019.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post