Wahyu MH

BUKU ADALAH KARTU NAMA TERBAIK...

Selengkapnya
Navigasi Web
BOARDING SCHOOL

BOARDING SCHOOL

Kita pasti sudah familiar dengan sebutan pondok pesantren. Kesan pertama mendengarnya adalah sekolah/rumah yang kumuh, santri pakai sarung yang berlipat-lipat karena tidak pernah di setrika. Kopiah yang warnanya berubah jadi merah, karena tidak pernah diganti-ganti. Kudisan. Membawa-bawa kitab klasik (kitab kuning). Makan seadanya. Dan biasanya selalu diundang untuk membaca doa bila ada acara kematian, menempati rumah baru, selamatan naik jabatan, aqiqah dan seterusnya.

Kendati demikian dari pondok-pondok sederhana seperti itu, banyak lulusannya yang menjadi tokoh nasional. Banyak pahlawan nasional yang lahir dari sana. Baik pahlawan pra kemerdekaan maupun pahlawan kemerdekaan.

Dengan perkembangan zaman. Pemerintah dan beberapa tokoh agama serta Tokoh Pendidikan, mulai memikirkan bahwa spirit positif dari pesantren perlu di tambahkan nilai yang lebih relevan, dengan modifikasi sarana dan prasarana dengan tidak meninggalkan ciri khas ala pondok . Hingga akhirnya bermunculan Pondok Pesantren Modern. Dan Namanya pun berubah. Lebih keren dan mentereng. ISLAMIC BOARDING SCHOOL.

Kalinga Institute of Social Science. Terletak di negara bagian Odesha India. mungkin merupakan boarding school terbesar di dunia. Belum tahu lagi, apakah ada yang lebih besar darinya. Saya pernah menonton tayangannya di National Geographic dengan judul India Mega Kichen.

Di kawsaan yang sangat luas tersebut, sekolah ini menampung hampir 50.000 siswa dan siswi dengan sekitar 1000 ruang kelas. Mulai dari Paud sampai Universitas. Kebanyakan peserta didik yang ditampung di sini adalah anak-anak yang sangat-sangat miskin yang tidak punya akses ke dunia Pendidikan sebelumnya. Luar biasa.

Pendirinya Dr Achyuta Samanta. Seorang pengusaha sukses yang hidupnya sangat sederhana. Masa kecilnya yang sangat miskin, menjadikan ia bercita-cita mendirikan Lembaga Pendidikan bagi anak anak yang kurang mampu. Karena ia paham dengan Pendidikan mampu merubah kehidupan pribadinya juga bisa mengubah negara dan masyarakat ke arah yang lebih baik. Kini lulusan dari sekolah tersebut sudah banyak yang mencetak orang-orang yang sukses.

Beberapa tokoh nasional banyak juga yang menghabiskan masa ketika menimba ilmunya di sekolah ala boarding school. Sebut saja KH Agus Salim, Gus Dur, Idham Chalid, KH Makruf Amin yang memang orang pondokan. AH Nasution, SBY, Tri Sutrisno dan beberapa jenderal lulusan sekolah militer Lainnya. Beberapa pahlawan pejuang kemerdekaan juga banyak yang menghabiskan masa pendidikannya di sekolah asrama.

Hal positif dan keuntungan menimba ilmu ala boarding school. Diantaranya anak-anak akan belajar besosialisasi, membuat anak lebih percaya diri, melatih disiplin, terbiasa hidup mandiri. Namun yang lebih penting dari itu adalah siswa mudah dikontrol prilakunya. Terutama dari pergaulan bebas dan dampak penggunaan alat komunikasi digital (Handphone).

Menyadari betapa penting sekolah boarding school (sekolah asrama), Pemerintah, Bumn serta perusahaan swasta pun seakan berlomba-lomba membuat sekolah berasrama dengan judulnya Sekolah Ikatan Dinas dengan fasilitas bea siswa. Setelah tamat sekolahnya langsung bekerja di tempat yang sudah ditentukan, tidak bisa memilih. Yang beruntung peserta didik bisa menikmati sekolah yang baik dan nyaman dan berkualitas.

Sayangnya sekolah tersebut -walau tidak semuanya- masih menerapkan strategi penerimaan pilih kasih. Ujung-ujungnya hanya orang tertentu saja yang bisa masuk . Kuota untuk orang miskin papa lagi-lagi masih bisa dihitung jari.

Dampak positif dari lulusan yang dihasilkan boarding school, menjadikan sekolah dengan methode yang sejenis banyak diminati oleh para orang tua/murid untuk berbondong-bondong menyekolahkan anak-anaknya, meski COSTnya cukup besar (baca: mahal).

Ya Bunaya. Wahai Anakku Aulia Bilqis Azzahra. Allah telah memilihmu menjadi bagian penting dari salah seorang peserta didik di Pondok SMP IT ini. Engkau harus kuat, jangan terlalu sering mengeluarkan air mata karena rindu pada ayah dan bundamu. Biarlah ayah dan bundamu ini yang sering menangis untuk keberhasilanmu.

Engkau harus betah dan kuat dengan keadaan yang ada. Itu semua bekal yang baik yang akan engkau raih kelak. Sebagaimana obat yang pahit untuk kesehatan jiwamu.

Pinta kami untukmu. Jadilah kelak seperti Dr. Achyuta Samanta, yang telah banyak memikirkan dan membantu Pendidikan bagi kaum fakir dan miskin. Alhamdulillah.

Peluk cium untukmu.

Sentani, 15 Juli 2019. Jam 21.25

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post